PENGAMBILAN KEPUTUSAN- KONEKSI ANTAR MATERI PENDIDIKAN GURU PENGGERAK


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia atas subangsi pemikiran dan perjuangan untuk memerdekaan Indonesia dari belenggu keterbelakangan dunia pendidikan dalam berbagai ranah. Pemikiran-pemikan beliau banyak menjadi dasar filosi pendidikan di Indonesia sebagai contoh semboyan yang familiar dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu  Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.  artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Jika dianalisa lebih jauh lagi semboyan ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap  peran Guru sebagai Pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang bertanggu jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki murid. Sebagai Guru sudah sewajarnya menjadi teladan untuk ditiru atau diguguh murid, dalam lingkungan pendidikan khususnya dilingkungan sekolah, Guru sebenarnya merupakan seorang figur penting yang selalu di amati sikap dan tindakan dilingkungan sekolah, selain itu juga Guru juga harus mampu mengambil keputusan untuk selalu memotivasi murid untuk selalu semangat dalam menggali setiap potensi yang dimiliki dan juga selaku Guru kita juga selalu tampil sebagai sosok yang selalu memberikan dukungan terhadap setiap tindakan baik yang dilakukan murid.

Guru  merupakan pendidik sekaligus  pengajar, mutlak hukumnya memiliki nilai-nilai kebajikan yang melekat kuat dalam diri Guru agar bisa ditularkan kepada setiap murid dan juga nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan yang berpihak bagi murid dan komunitas sekolah pada umumnya, sebagai contoh nilai tanggung jawab, empati, disiplin, peduli, pekerja keras, kreatif, inovatif dan lain sebagainya jika menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan maka hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang potensi dalam diri dan juga pada murid serta lingkungan sekolah. Misalnya saja Guru secara kreatif  mengambil keputusan dan tindakan kreatif dalam penuntunan maka tanpa disadari ini merupakan cetakan pembiasaan yang dilakukan, Guru dengan sengaja mengkondisikan keadaan ini untuk diteladani murid.

Dalam proses pengambilan keputusan untuk menuntun kodrat murid perlu memperhatikan berbagai hal sekecil apapun. Mulai dari proses mengidentifikasi,  menggali, menemukan, dan mengembangkan potensi perlu dilakukan secara teliti dan bertanggungjawab dengan menempatkan murid sebagai pembelajar yang mandiri, guru hanya memberikan stimulus sedangkan murid sendirilah yang aktif mengembangkan potensinya dengan memperhatikan aspek social emosional. Tugas Guru adalah mengkondisikan dan merancang agar dalam proses eksplorasi murid bisa tercipta kesadaran diri secara penuh untuk bisa mengendalikan dirinya, berprilaku secara baik agar tercipta hubungan harmonis dengan teman sebaya, mampu berempati dan bekerja sama serta dalam proses pembelajaran harus melatih murid bisa mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Hal ini memang penting dilakukan guru sebagai wujud tindakaan dari pengambilan keputusan.

Dari beberapa studi kasus yang telah dipelajari pada pendidikan Guru penggerak terkait dilema moral dan etika sangat membantu seorang Guru dalam mengambil keputasan-keputusan yang bertanggjungjawab dan tentunya pengambilan keputusan tersebut memiliki  dampak baik pada seluruh komunitas sekolah terkhusus murid.  Situasi-situasi dilema moral dan etika sebenarnya memiliki hubungan erat dengan pendewasaan berpikir ketika berhadapan dengan murid dalam situasi apapun, Guru selalu memberikan pengarahan terbaik, selalu merancang pembelajaran terbaik, menciptakan budaya positif , serta kegiatan lainnya yang dihasilkan dari suatu proses berpikir secara matang  dengan mempertimbangakan berbagai aspek.

Pada intinya, proses penuntunan kodrat murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagian murid yang dilakukan oleh s Guru harus dilakukan secara bertanggungjawab melalui neraca pikiran dengan melihat kebutuhan apa yang harus dipenuhi, Guru harus secara jeli mengidentifikasi dan menciptakan kesempatan kepada murid untuk menggali potensi yang dimilikinya, Guru harus pandai merancang suatu kondisi dimana terjadi keseimbangan harmonis antara sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini mungkin sejalan dengan perjuangan Bapak Pendidikan Indonesia untuk memerdekaan putera - puteri  dari belenggu penjajahan kolonial belanda dari sekolah babu, sekolah yang untuk mensejaterahkan kaum penjajah. Jadikalah lingkungan sekolah,ruang kelas, kearifan local , kolaborasi sebagai media memerdekaan murid dari belenggu rantai yang mengekang potensi murid.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah spektroskopi

peran bahasa indonesia untuk pembelajaran fisika

kartu soal pilihan ganda