Pembelajaran Berdiferensiasi-Modul 2.1 .Koneksi Antar Materi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menekankan pada pemenuhan kebubuhan
belajar murid tiap individu dengan bertitik acuan pada hasil pemetaan atau
diagnosa kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan
dikelas apabila Guru secara professional mampu memetakan kebutuhan belajar
murid dan mampu merancang serta mengeksekusi
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Dalam melaksanakan pembelajaran, Guru bisa menyesuiakan dengan gaya
belajar dan minat murid. Contohnya Guru
bisa memberi kesempatan kepada murid untuk menonton video di youtube jika gaya
belajar murid secara Visual ataupun Guru bisa mendesain pembelajaran agar murid
bebas bereksplorasi dalam sebuah praktik sederhana jika gaya belajar murid
kinestetik.
Sebagai Guru IPA yang bidang
Ilmunya mempelajari fenomena-fenomena alam tentunya tidak lepas dari
konsep-konsep abstrak yang perlu
dibuktikan dengan data. Ketika menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang
diawali dengan pemetaan atau diagnosa kebutuhan belajar,ditemukan banyak
anak-anak yang gaya belajarnya secara
visual dan kinestetik maka hal yang dibuat
adalah menitikberatkan pembelajaran pada pemenuhan kebutuhan belajar murid
dengan memberi mereka kesempatan bereksplorasi dengan hal-hal visual dan
kinestetik dengan produk akhir pembuatan video yang berisi kegiatan kinestetik
dalam hal ini praktik. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran semacam ini
yaitu dengan memadukan gaya belajar visual dan kinestetik Nampak sekali
keaktifan murid, murid secara aktif bereksplorasi menguatkan potensi yang
mereka miliki.
Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi,
pernah dilakukan dengan pengelompokan murid berdasarkan level kebutuhan
belajar. Misalnya dalam materi tertentu, murid diharuskan membuktikan sebuah
konsep dengan hitungan tetapi pada kenyataannya pembelajaran tidak mulus
berjalan seperti yang diharapkan karena ditemukan keanekaragaman pemahaman
murid terhadap konsep yang ingin dibangun dalam hal ini ada murid yang tidak
mengusai konsep hitungan dasar sama sekali , ada yang mengusai konsep hitungan
dasar tapi tidak mampu mengaitkan dengan konteks materi yang dipelajari, dan
ada juga yang mampu mengoperasikan hitungan dasar sekaligus bisa mengaitkan
dengan konteks materi yang dipelajari. Ketika menemukan kondisi kebutuhan
belajar seperti ini, pegalaman pembelajaran dilakukan dengan cara membagi murid
dalam 3 kelompok besar dengan. Bagi kelompok murid yang mampu bisa diarahkan
guru menjadi tutor bagi murid lain yang memiliki kemampuan sedang sekaligus
memberikan mereka tantangan sedangkan kelompok yang satu lagi diarahkan oleh
guru disesuikan dengan gaya belajar mereka.
Pembelajaran berdiferinsiasi erat kaitanya dengan konsep MERRDEKA BELAJAR yang digagas oleh Ki Hahar Dewantara, dalam proses penuntunan kodrat anak untuk mencapai kebahagiannya. Pengajaran seharusnya menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan belajar murid melalui Pemetaan atau diagnose awal terkait minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan dan ini dilakukan dengan menitikberatkan pada tiap individu bukan kelompok. Pengajaran juga harus menyesuikan dengan kodrat Zaman Murid. Dalam hal ini, Pembelajaran yang didesain perlu mengkolaborasikan atau memadukan kemajuan teknologi dan kebiasaan-kebiasaan anak dalam berteknologi. Sebagai contoh dalam mempraktekan pembelajaran berdifrensiasi ketika Murid diberi kesempatan mengabadikan hasil praktik dalam bentuk video. Kebiasan-kebiasan yang murid sering lakukan dalam seperti mengedit foto atau video bisa tersalur dalam konteks materi yang diajarkan.
AKSI NYATA
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus